Senin, 12 Maret 2012

Waspada Bell’s Palsy


Beberapa pekan yang lalu, ketika bangun di pagi hari  untuk menegakkan sholat subuh, saya merasakan sesuatu yang aneh pada mulut saya. Ketika saya  sedang berwudhu dan saat berkumur-kumur, terasa sulit  untuk menggelembungkan mulut, bibir kiri saya tidak bisa menutup.
Wajah bagian kiri saya sangat kaku. Mata kiri sulit untuk  menutup. Hidung ketarik ke atas, kalau lagi tertawa mimik wajah saya seperti orang yang sinis dan sangat menyebalkan. Seketika kebingungan dan rasa takut menghinggapi diri saya, apakah saya terkena stroke ?
Akhirnya. hari itu juga saya melakukan cek ke Dokter Spesialis Syaraf dan setelah dilakukan anamnesis dan berbagai pemeriksaan fisik akhirnya saya diberitahu kalau mengalami penyakit yang dikenal dengan sebutan Bell’s Palsy.  Bell’s Palsy adalah nama penyakit yang menyerang saraf wajah hingga menyebabkan kelumpuhan otot pada salah satu sisi wajah. Terjadi disfungsi syaraf VII (syaraf fascialis).
Berbeda dengan stroke, kelumpuhan pada sisi wajah ditandai dengan kesulitan menggerakkan sebagian otot wajah, seperti mata tidak bisa menutup, tidak bisa meniup, dsb. Atau dalam bahasa mudahnya, Bell’s Palsy adalah suatu kelainan pada saraf wajah yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan tiba-tiba pada otot di satu sisi wajah.
Bell’s Palsy mengenai sekitar 40.000 orang di Amerika setiap tahunnya. Hal ini terjadi pada hampir 1 banding 65 orang selama hidupnya. Penyakit ini lebih sering mengenai orang dewasa muda dan orang Jepang memiliki insiden yang sedikit lebih tinggi dari kondisi seperti ini. Bell’s palsy adalah penyebab paling sering dari paralisis (kellumpuhan) wajah dan salah satu gangguan neurologi yang paling sering yang melibatkan saraf wajah.
Penyebab dari Bell’s Palsy tidak diketahui, tetapi diduga terjadi pembengkakan pada saraf wajah sebagai reaksi terhadap infeksi virus, penekanan atau berkurangnya aliran darah. Penyakit ini biasa terjadi di kota atau negara bersuhu dingin.
Selain itu, kelainan ini dapat menyerang pada orang-orang yang : 1. Terlalu lama berada di dalam ruang ber-AC.2. Terkena semburan AC / kipas angin langsung ke wajah. 3. Mengendarai motor tanpa helm yang menutup wajah dengan rapat. 4. Mandi air dingin di malam hari.  Bell’s palsy terjadi secara tiba-tiba.
Beberapa jam sebelum terjadinya kelemahan pada otot wajah, penderita bisa merasakan nyeri di belakang telinga. Kelemahan otot yang terjadi bisa ringan sampai berat, tetapi selalu pada satu sisi wajah. Sisi wajah yang mengalami kelumpuhan menjadi datar dan tanpa ekspresi, tetapi penderita merasa seolah-olah wajahnya terpuntir.
Sebagian besar penderita mengalami mati rasa atau merasakan ada beban di wajahnya, meskipun sebetulnya sensasi di wajah adalah normal. Jika bagian atas wajah juga terkena, maka penderita akan mengalami kesulitan dalam menutup matanya di sisi yang terkena. Kadang penyakit ini mempengaruhi pembentukan ludah, air mata atau rasa di lidah.
Saat ini  pengobatan yang saya lakukan berdasarkan Dokter Spesialis Saraf yang menangani saya adalah  diberikan obat kortikosteroid  yang harus diminum segera(dalam waktu tidak lebih dari 2 hari setelah timbulnya gejala) selama 2 minggu dengan dosis yang telah ditetapkan.
Diberikan pula obat anti virus seperti  Acyclovir dan Valacyclovir yang diminum bersamaan dengan kortikosteroid. Untuk kelumpuhan otot wajah yang menyebabkan mata tidak dapat tertutup rapat, maka mata harus dilindungi dari kekeringan, diberikanlah obat  tetes mata pelumas yang digunakan setiap beberapa jam.
Dilakukan pula beberapa cara terapi fisik seperti  dengan kompres hangat atau pemanasan, pemberian rangsangan dengan kejutan  listrik di wajah,  dilakukan pijat wajah dan latihan menggerakkan otot wajah di depan cermin dapat dilakukan. Untuk terapi fisik dan latihan otot wajah di rumah adalah dengan sering melakukan pijatan sendiri dengan handuk hangat pada wajah, menutup dan membuka mata, mengenyitkan alis dan bisa dibantu dengan mengunyah permen karet agar otot-otot bisa kembali normal,  sering tersenyum dan tertawa juga merupakan terapi yang baik.
Dianjurkan untuk terapi fisik dan latihan menggerakan otot wajah tersebut agar berkonsultasi dengan dokter ahli rehabilitasi medik atau fisioterapis. Selanjutnya dapat dilakukan dengan alternatif pengobatan lain, seperti akupuntur namun jangan mencampur pengobatan fisioterapi dan akupuntur di waktu bersamaan.
Pencegahan yang disarankan agar Bell’s Palsy tidak mengenai kita dapat  ditempuh cara-cara sebagai berikut  :
1. Jika berkendaraan motor, gunakan helm penutup wajah full untuk mencegah angin mengenai wajah.
2. Jika tidur menggunakan kipas angin, jangan biarkan kipas angin menerpa wajah langsung. Arahkan kipas angin itu ke arah lain. Jika kipas angin terpasang di langit-langit, jangan tidur tepat di bawahnya. Dan selalu gunakan kecepatan rendah saat pengoperasian kipas.
3. Kalau sering lembur hingga malam, jangan mandi air dingin di malam hari. Selain tidak bagus untuk jantung, juga tidak baik untuk kulit dan syaraf.
4. Bagi penggemar naik gunung, gunakan penutup wajah / masker dan pelindung mata. Suhu rendah, angin kencang, dan tekanan atmosfir yang rendah berpotensi tinggi menyebabkan Anda menderita Bell’s Palsy.
5. Setelah berolah raga berat, JANGAN LANGSUNG mandi atau mencuci wajah dengan air dingin. 6. Saat menjalankan pengobatan, jangan membiarkan wajah terkena angin langsung. Tutupi wajah dengan kain atau penutup. Takut dibilang “orang aneh”? Pertimbangkan dengan biaya yang Anda keluarkan untuk pengobatan.
Semoga ALLAH SWT memberikan kesembuhan yang terbaik untuk saya dan seluruh pasien Bell’s Palsy di manapun berada. Dan semoga kita bisa melakukan upaya-upaya pencegahan  yang disarankan dalam keseharian aktifitas kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar